Assalamu'alaikum atau assalamu'alaika? Mana yang benar? Mungkin ada
sebagian dari kita yang berpikir ketika memberi salam pada 1 orang
kenapa bilangnya assalamu'alaikum bukannya assalamu'alaika atau
assalamu'alaiki?
Memang dalam bahasa arab -kum adalah
dhomir (kata ganti) untuk orang ke-2 jamak (kalian), -ka adalah dhomir untuk
orang ke-2 tunggal laki-laki (kamu), dan -ki adalah dhomir untuk orang ke-2
tunggal perempuan (kamu.
Jadi mengucapkan salam dengan
"Assalamu'alaika/assalamu'alaiki" atau "Assalamu'alaika ya akhi" ketika
bertemu dengan 1 orang itu adalah benar dan hal ini ada contohnya dari
Rasulullah Shalallahu 'alihi wassalam:
Abir bin Muslim
berkata :Saya melihat seseorang yang manusia selalu bersandar kepada
pendapatnya, tidaklah ia mengatakan sesuatu kecuali mereka akan
bersandar kepadanya. Saya berkata: siapa ini ? maka mereka berkata: ini
adalah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam , maka saya berkata
:“Alaikassalam wahai rasulullah…”sebanyak 2 kali.Maka beliau berkata
:Janganlah engkau berkata ‘alaikassalam, tetapi katakanlah
Assalamu’alaika sesungguhnya ‘Alaikassalam adalah penghormatan kepada
mayit. (Riwayat Abu Dawud, 4084. Dishahihkan oleh Al Albani)
Namun
ada kaedah pula bahwa dibolehkan menjamakkan kata ganti sebagai bentuk
penghormatan, dan hal ini juga dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu
'alaihi wassalam:
Hal ini berdasarkan hadits dari ‘Imran
bin Hushain radiallau ‘anhu, ia berkata: “Seorang laki-laki datang
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengucapkan ,
Assalaamu’alaikum’. Maka dijawab oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
kemudian ia duduk, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Sepuluh’. Kemudian datang lagi orang yang kedua, memberi salam,
‘Assalaamu’alaikum wa Rahmatullaah.’ Setelah dijawab oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam ia pun duduk, Nabi shalallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ‘Dua puluh’. Kemudian datang orang ketiga dan
mengucapkan salam: ‘Assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa baraakaatuh’.
Maka dijawab oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian ia pun
duduk dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Tiga puluh’.”
(Hadits Riwayat Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 986, Abu Dawud no.
5195, dan At-Tirmidzi no. 2689 dan beliau meng-hasankannya).
Intinya
terserah baik memberi salam dengan lafadz Assalamu'alaika atau
Assalamu'alaikum adalah sama-sama benarnya dan yang terpenting mari
menebar salam antar sesama muslim baik kita sudah mengenalnya ataupun
belum kenal. Sesuai dengan hadits:
"Tidak akan masuk
surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak dikatakan beriman hingga
kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang jika
dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Sebarkan salam diantara
kalian” (HR. Muslim, no.54)
“Jika seorang mukmin bertemu
dengan mukmin yang lain, ia memberi salam padanya, lalu meraih tangannya
untuk bersalaman, maka berguguranlah dosa-dosanya sebagaimana gugurnya
daun dari pohon” (HR. Ath Thabrani dalam Al Ausath, dishahihkan Al
Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 2/59)
Ketika datang
rombongan penduduk Yaman, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
‘Telah datang penduduk Yaman, mereka adalah orang-orang yang hatinya
lebih halus dari kalian’. Anas bin Malik menambahkan: ‘Dan mereka juga
orang-orang yang biasanya pertama kali menyodorkan tangan untuk
bersalaman’” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad, 967; Ahmad 3/212)
Namun
perlu menjadi catatan, walau bersalaman dengan sesama muslim itu
dianjurkan, namun tidak diperkenankan berjabat tangan dengan wanita yang
bukan mahram. Karena Rasulullah
shallallahu‘alaihi wasallam bersabda:
“Andai kepala salah seorang dari
kalian ditusuk dengan jarum besi, itu masih lebih baik daripada ia
menyentuh wanita yang tidak halal baginya”. (HR. Baihaqi dalam Syu’abul
Iman no. 4544, dishahihkan oleh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah
no. 226)
Semoga bermanfaat. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber:
1. http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/senyum-salaman-dan-salam.html
2. http://salafyitb.wordpress.com/2007/06/21/assalamualaikum-atau-assalamualaika/
3. http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/ucapkanlah-salam-jawablah-salam.html
4. http://badaronline.com/artikel/penulisan-lafazh-salam-dan-kekeliruannya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar