Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Taubat Maksiat atau biasa disebut TOMAT, mungkin sudah tidak asing lagi dijaman ini. Apalagi dipopulerkan oleh lagu dari Band Wali (walau sebenarnya musik dan lagu hukumnya haram )
Pengertian taubat maksiat adalah taubat yang tidak istiqomah, dengan kata lain, walaupun sudah bilang taubat tapi masih melakukan maksiat yang ditaubati itu. Taubat maksiat merupakan lawan dari Taubatan Nasuha (Taubat yang semurni-murninya). Jadi taubat maksiat adalah taubat PALSU yang tidak menghapus dosa dan malah berkesan mempermainkan Allah, padahal Allah tidak akan mau dipermainkan.
Sebab-sebab taubat maksiat:
1. Sudah tahu itu salah tapi:
a. Teman dan lingkungan tidak mendukung
b. Maksiatnya sudah terlanjur berakar, berurat daging atau menjadi hobi
2. Nafsu lagi tinggi-tingginya dan iman lagi lemah (futur)
3. Iseng (yang menjerumuskan)
Dalil mengenai taubat:
فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا
الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيّاً إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ
صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئاً
“Maka sesudah mereka (nabi-nabi) datanglah suatu generasi yang
menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, niscaya mereka itu akan
dilemparkan ke dalam kebinasaan. Kecuali orang-orang yang bertaubat di antara mereka,
dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang akan masuk
ke dalam surga dan mereka tidaklah dianiaya barang sedikit pun.” (QS.
Maryam: 59, 60)
فَإِنَّهُ كَانَ لِلأَوَّابِينَ غَفُوراً
“Karena sesungguhnya Dia Maha mengampuni kesalahan hamba-hamba yang
benar-benar bertaubat kepada-Nya.” (QS. Al Israa’: 25)Definisi Taubat:
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz –rahimahullah- menjelaskan,
Taubat berarti:
الندم على الماضي
والإقلاع منه والعزيمة أن لا يعود فيه
“Menyesali (dosa) yang telah lalu, kembali melakukan ketaatan dan bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut lagi.” Inilah yang disebut taubat.
Syarat / Tata cara melakukan Taubat yang benar:
1.
Berniat ikhlas bertaubat karena mencari ampunan Allah
Semata
2.
Mengakui dan menyesali dosa
3.
Berhenti dari dosa
4.
Berjanji dan bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan
dosa itu
5.
Mengembalikan hak orang yang dizalimi jika dosanya
berhubungan dengan orang lain
6.
Boleh juga ditambah dengan melakukan Shalat Taubat
Dalil tentang Sholat Taubat:
Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila ada orang yang melakukan suatu perbuatan dosa, kemudian dia berwudhu dengan sempurna, lalu dia mendirikan shalat dua rakaat, dan selanjutnya dia beristigfar memohon ampun kepada Allah, maka Allah pasti mengampuninya.” (HR. At-Turmudzi; dinilai hasan oleh Al-Albani)
Dalil tentang Sholat Taubat:
Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila ada orang yang melakukan suatu perbuatan dosa, kemudian dia berwudhu dengan sempurna, lalu dia mendirikan shalat dua rakaat, dan selanjutnya dia beristigfar memohon ampun kepada Allah, maka Allah pasti mengampuninya.” (HR. At-Turmudzi; dinilai hasan oleh Al-Albani)
Tata Cara
Shalat Taubat
- Berwudhu dengan sempurna (sesuai sunah).
- Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat yang lainnya, sama persis.
- Tidak ada bacaan khusus ketika shalat. Bacaannya sama dengan shalat yang lain.
- Berusaha khusyuk dalam shalatnya, karena teringat dengan dosa yang baru saja dia lakukan.
- Beristigfar dan memohon ampun kepada Allah setelah shalat.
- Tidak ada bacaan istigfar khusus untuk shalat taubat. Bacaan istigfarnya sama dengan bacaan istigfar lainnya.
- Inti dari shalat taubat adalah memohon ampun kepada Allah, dengan menyesali perbuatan dosa yang telah dia lakukan dan bertekad untuk tidak mengulanginya.
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى
أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ
الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَى
رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ
ثُمَّ لَا
تُنصَرُونَ
“Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang
melampaui batas terhadap diri-diri mereka, janganlah kalian berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dialah Zat
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah
dirilah kepada-Nya sebelum datangnya azab kemudian kalian tidak dapat lagi
mendapatkan pertolongan.” (QS. Az Zumar: 53-54)
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar